Alhamdulillah, putaran pertama turnament futsal antar
mahasiswa LIPIA terselenggara juga hari ini. Sekarang tersisa 16 team dari 32
team yang mengikuti tournament. Insya Allah ahad besok tournament memasuki putaran
kedua yang akan mempertandingkan 8 pertandingan dari 16 team tersisa.
Ada banyak cerita dan drama yang terjadi pada putaran
pertama hari ini. Di sana ada semangat, kesedihan, kegembiraan kekecewaan.
Pokoknya semua rasalah.
Saya sendiri disamping menjadi pemain, juga merangkap
sebagai Panitia. Diantara tugas panitia adalah menjadi wasit; pengadil
pertandingan. Total 3 pertandingan dari pagi sampai sore hari yang saya wasiti.
Kesimpulan saya adalah ternyata menjadi wasit itu tidak mudah. Kenapa saya
mengatakan demikian, karena saya merasakan sendiri bagaimana beratnya tugas
seorang wasit;
Pertama, wasit dituntut untuk tampil sempurna tanpa celah
sedikitpun, sehingga jika ada kesalahan sekecil apapun maka ia langsung
dihujat, padahal wasit juga manusia yang bisa saja melakukan kesalahan dan
kekhilafan. Oleh karena itu seorang
wasit harus memiliki mental yang kuat.
Kedua, wasit harus bersedia untuk dihujat, disorakin
penonton, diejek bahkan dicela dan dihina. Apalagi kalau keputusannya itu kontroversial
atau terkesan berat sebelah.
Ketiga, wasit harus berani. Berani mengambil keputusan yang
tidak populer, artinya wasit harus tegas; kalau putih ya putih kalau hitam ya
hitam. Wasit jangan mau diintervensi oleh pihak manapun.
Jadi pelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman menjadi
wasit adalah ketegasan, kejujuran, keberanian, kepercayaan diri dan mental yang
kuat. Semoga sifat-sifat yang saya sebutkan tadi bisa aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Terakhir, saya hanya ingin mengatakan bahwa “wasit juga
manusia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar