Profil

Selasa, 27 Maret 2012

Pelajaran Dari Sebuah Film.

Pelajaran atau hikmah itu ada dimana saja jika kita ingin memikirkan dan merenunginya. Bisa dengan membaca buku, mendengarkan kaset rekaman, atau dengan menyaksikan acara-acara di televisi.
Kemarin siang saya sempat menyaksikan sebuah Film Televisi (FTV) yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta (RCTI).
Film tersebut mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita yang merantau ke Kota. Dengan harapan dirantauan nanti ia bisa memperoleh pekerjaan yang layak, sehingga mampu mengangkat Perekonomian keluarganya di kampung. Juga untuk membantu pengobatan ibunya yang sedang sakit.
Singkat cerita ia pun mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. yaitu sebagai sekretaris di sebuah perusahaan. Dan pada akhirnya kehidupannya pun berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Ada banyak pelajaran yang bisa saya petik dari film tersebut. Diantaranya adalah:
Pertama, kemauan yang keras, pantang menyerah, pekerja keras, tekun dan sabar; adalah sederet sifat yang dimiliki oleh wanita tersebut. Inilah memang sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh orang yang ingin meraih kesuksesan dan kebahagiaan seperti yang saya baca dan simpulkan dari kisah-kisah orang yang sukses.
Kedua, Kekuatan cinta dan kasih sayang yang tulus. Yakni keduanya mampu mengubah orang yang berkarakter keras dan kasar menjadi lembut dan penyayang.
Ketiga, Indahnya sikap saling maaf dan memaafkan. Sifat pemaaf memang sangat mulia, sebab ia merupakan tanda-tanda orang yang bertaqwa, sebagaimana tersirat dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 133-134. Lagipula tidak ada gunanya untuk memelihara dendam. Bukannya membuat kita bahagia namun malah sebaliknya membuat kita tertekan, gelisah dan tidak bahagia. Oleh karenanya buanglah jauh-jauh dendam yang masih tersimpan dalam hati kita, jika kita benar-benar ingin merasakan indahnya hidup ini.
Keempat, Seorang anak hendaknya berbakti kepada orang tuanya, menghormatinya, menghargainya dan tidak menyakitinya dengan kata-kata kasar. Di dalam al-Quran surat Al-Israa' ayat 23-24, kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua disandingkan dengan kewajiban untuk mentaati Allah swt. Ini menunjukkan pentingnya persoalan ini. Bahkan dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi saw, bahwasanya orang yang paling celaka adalah seseorang yang masih memiliki kedua orang tua yang masih hidup, namun ia tidak masuk surga karenanya.
Kelima, Kepada para orang tua; ketahuilah, bahwasanya seorang anak itu lebih membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian orang tuanya melebihi kebutuhan mereka terhadap materi. Apabila orang tua hanya memperhatikan dan memenuhi kebutuhan materi dari sang anak - dikarenakan oleh kesibukannya di luar rumah -, maka yang akan tumbuh hanyalah anak-anak manja, yang tidak bisa menghargai sesuatu dan kosong jiwanya. Akibatnya, banyak anak-anak yang melakukan hal-hal yang berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain, seperti mengkomsumsi narkoba dan minuman keras. 
Terakhir, keenam adalah berpikir kritis. artinya bahwa kita tidak serta merta menerima satu opini atau pendapat tanpa mau berpikir kritis; siapa yang mengatakannya, apa dasarnya sehingga ia bisa menyimpulkan hal tersebut. Dan janganlan segan untuk memberikan keritikan - yang membangun tentunya -, jika memang ada yang salah atau kurang tepat. meskipun dia adalah orang yang kita hormati dan terpandang di tengah masyarakat.
Inilah beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari cerita di film tersebut. Semoga bermanfaat dalam upaya kita untuk meraih kehidupan yang lebih bermakna...

Salam,
Syamsul Rijal

Tidak ada komentar: